Picture
    Werner Heisenberg dilahirkan pada tanggal 5 Desember 1901 di Würzburg, Jerman. Werner ini jagoan bahasa Yunani dan Latin karena ayahnya, August, bekerja sebagai guru bahasa klasik tersebut. Waktu pertama kali ia masuk sekolah, Werner masih malu-malu dan sangat sensitif, tetapi tidak lama ia mulai percaya diri. Malah guru-gurunya semua mengakui bakat yang dimilikinya di hampir semua mata pelajaran
terutama bahasa dan matematika. Heisenberg kecil memang suka sekali matematika. Ini disebabkan guru matematikanya, Christoph Wolff, selalu menantangnya untuk mengerjakan soal-soal matematika dan fisika yang tidak biasa. Dalam waktu singkat Heisenberg sudah lebih jago dibanding gurunya itu. Apalagi di rumahnya ia selalu bersaing dengan kakaknya, Erwin, yang jago kimia (Erwin Heisenberg belakangan menjadi ahli kimia).
    Selama masa Perang Dunia I seluruh Bavaria, Jerman, mengalami kesulitan pangan. Pernah Heisenberg jatuh pingsan di jalan sewaktu sedang bersepeda karena ia begitu kelaparan. Ayahnya dan guru-gurunya sering pergi ke garis depan untuk membantu pasukan perang. Heisenberg terpaksa belajar sendiri materi matematika dan fisika (ia melahap habis teori relativitas Einstein tanpa bantuan gurunya!). Hasilnya, ia justru sudah menguasai bahan yang seharusnya belum diajarkan di sekolah menengah atas. Heisenberg muda sangat membenci peperangan dan sering melarikan diri dari suasana kekerasan di Jerman saat itu. Ia bersama teman-temannya sering naik gunung, demi menyelamatkan rasa cintanya terhadap tanah airnya melalui alam. Dia bahkan mengetuai kelompok anak-anak pecinta alam yang selalu menghabiskan waktunya dengan cara hiking, camping, main ski, memanjat gunung, jalan-jalan di pedesaan, dan semua kegiatan alam lainnya. Kelompok ini merupakan kelompok yang anti rokok dan anti minum minuman keras. Setiap minggu kelompok anak-anak muda ini berkumpul untuk menghidupkan kembali musik dan seni puisi Jerman. Heisenberg ini ahli puisi Roma lho! Dia juga jago main piano klasik dan sudah sering ikut konser sejak masih berusia 12 tahun.

    Cuma ada satu hal lain yang bisa mengalihkan perhatiannya dari musik, puisi, dan alam bebas. Matematika! Saking cintanya dengan matematika, Heisenberg berniat mengambil jurusan matematika murni di University of Munich pada tahun 1920. Tapi wawancaranya dengan Ferdinand von Lindeman, profesor matematika di sana, tidak terlalu sukses. Jadi Heisenberg menemui profesor lain, Arnold Sommerfeld, seorang begawan fisika teori. Ternyata Sommerfeld bisa melihat bakat terpendam anak muda yang sangat gemar berpetualang di alam bebas ini. Jadilah Heisenberg melenceng dari minatnya semula dan malah masuk jurusan fisika. Tapi sebelum hari pertama ia mulai kuliah, Heisenberg menyempatkan diri untuk pergi hiking dengan teman-temannya dan sempat terkena typhoid yang hampir saja merenggut nyawanya. Secara ajaib ia bisa sembuh tepat pada waktu ia harus mulai kuliah walaupun saat itu ia tidak mendapatkan sumber pangan yang cukup gizi.
    Di awal masa kuliahnya Heisenberg masih ragu-ragu dengan pilihannya itu. Ia justru lebih banyak mengambil kuliah matematika dibanding fisika karena takut tidak cocok dengan pilihannya itu. Kalau ia tetap mengikuti kuliah matematika, ia kan masih tetap bisa mengikuti jika nantinya ternyata benar tidak cocok di fisika dan ingin pindah lagi ke matematika. Tapi ternyata fisika benarbenar sudah mencuri hatinya. Mulai semester keduanya di jurusan fisika, ia sudah betah mengikuti semua kuliah Sommerfeld.
    Selama kuliah di University of Munich, perhatian Heisenberg terpecah antara fisika teori dan petualangannya di alam bebas. Dia ini benar-benar pecinta alam. Sering kali ia camping di gunung dan hiking ke stasiun kereta terdekat di pagi harinya supaya bisa kembali di Munich tepat waktu untuk mengikuti kuliah fisika teori. Untung saja kuliahnya tidak terbengkalai. Tetapi ada satu kelemahannya yang pada akhirnya hampir membuatnya tidak lulus. Ia sama sekali
tidak mengerti eksperimen di laboratorium. Ia memang jagoan di fisika teori, tetapi ketika ditanya berbagai hal tentang fisika eksperimen, ia benar-benar tidak tahu. Profesor Wilhem Wien memberinya nilai F pada ujian akhir untuk mendapatkan gelar doktor. Sommerfeld kembali menjadi penyelamat dengan memberinya nilai A untuk kejeniusannya di bidang fisika teori. Jadi Heisenberg pun akhirnya mendapatkan gelar doktornya walaupun dengan nilai C (rata-rata dari A dan F).
    Sommerfeld tidak salah sewaktu memberinya nilai A untuk fisika teori. Terbukti Heisenberg sangat jagoan mengutak-utik teori-teori fisika. Ia pun berhasil menjadi profesor termuda Jerman di Leipzig saat masih berusia 25 tahun (hebat yah…). Hasil utak-utiknya melahirkan teori mekanika kuantum yang memberinya sebuah Nobel Fisika di tahun 1932.
    Pada tahun 1937 Heisenberg kembali tampil dalam konser piano klasik. Konser ini menjadi yang paling tidak terlupakan selama hidupnya karena saat itulah ia bertemu Elisabeth Schumacher, putri seorang profesor ekonomi yang terkenal di Berlin, yang dinikahinya tiga bulan kemudian. Keluarga Heisenberg kemudian dikaruniai tujuh orang anak, yang pertama adalah sepasang kembar. Beberapa bulan setelah pernikahannya, keluarga muda ini pindah kembali ke Munich untuk memenuhi keinginan Sommerfeld yang saat itu sudah berusia 66 tahun dan harus pensiun. Sommerfeld ingin supaya Heisenberg menggantikan posisinya sebagai profesor fisika teori di University of Munich.
    Sewaktu pecah Perang Dunia II, banyak ilmuwan Jerman yang ramairamai pergi dari Jerman karena ingin menghindari Nazi dan Hitler. Heisenberg membuat keputusan yang sangat mengejutkan rekan-rekan fisikawan saat itu. Ia bertekad untuk menetap di Jerman. Keterikatannya dengan alam Jerman telah membuatnya begitu mencintai tanah airnya itu. Ternyata keputusannya ini membuatnya terpaksa bekerja untuk pemerintah Jerman dalam usaha membuat bom atom. Entah kenapa, fisikawan jenius ini tidak pernah berhasil membuat bom atom tersebut dan malah dikalahkan oleh para fisikawan di Amerika. Padahal timnya dibantu juga oleh salah satu penemu reaksi fisi nuklir, Otto Hahn. Ada gosip yang mengatakan bahwa Heisenberg sengaja bergabung dengan tim peneliti Jerman itu supaya bisa melakukan sabotase agar Nazi tidak bisa memenangkan perang. Heisenberg bahkan sempat diciduk ke kamp konsentrasi Nazi karena dikira berkhianat.
    Setelah lepas dari kamp konsentrasi Heisenberg kembali menekuni fisika teori dan menghasilkan karya kontroversial yang membuatnya sangat terkenal: Prinsip Ketidakpastian Heisenberg atau Heisenberg’s Uncertainty. Pendekatan tidak biasa yang dilakukannya membuat teorinya ini tidak begitu saja diterima oleh dunia fisika saat itu. Begitu banyak yang menentang teori ini, sampai-sampai Heisenberg sempat menangis karenanya. Keteguhannya berhasil membuat teorinya ini diterima, bahkan menjadi sangat populer. Ia juga banyak menerima penghargaan bergengsi selain Nobel.
 
Picture
    Mungkin kalau dibandingkan dengan siapa pun, Galileo paling berjasa bagi lahirnya sains modern. Sengketanya yang terkenal dengan Gereja Katolik itu merupakan hal yang sentral bagi filsafatnya karena Galileo merupakan salah satu dari orang pertama yang berkilah bahwa manusia dapat berharap memahami bagaimana dunia berperilaku, dan bahwa kita dapat memahami hal-hal ini dengan mengamati Dunia nyata.
    Galileo telah lama yakin akan teori Copernicus (bahwa planet mengitari Matahari), tetapi baru setelah ia menjumpai bukti yang diperlukan untuk menopang gagasan itu, ia mulai secara terang-terangan mendukung teori itu. Ia menulis mengenai teori Copernicus dalam bahasa Italia, (bukan dalam bahasa Latin yang merupakan bahasa akademis), dan segera pandangannya mendapat dukungan luas di luar Universitas. Ini menjengkelkan para guru besar yang beraliran Aristotelianisme, yang bersatu melawan Galileo dengan membujuk Gereja Katolik agar melarang teori Copernicus.
    Khawatir akan hal ini, Galileo pergi ke Roma untuk berbicara dengan penguasa Gereja. Ia berkilah bahwa Kitab Suci tidak dimaksudkan untuk menguraikan segalanya mengenai teori ilmiah. Adalah biasa, demikian Galileo, bila kata-kata Kitab Suci tidak sesuai dengan akal sehat. Kata-kata itu bersifat kiasan belaka. Namun Gereja takut adanya skandal yang dapat melemahkan Gereja dalam perjuangannya melawan ajaran Protestan, dan karena itu melakukan tindakan represif. Gereja mengatakan bahwa teori Copernicus sebagai "palsu dan keliru" pada tahun 1616, dan memerintahkan Galileo agar tidak lagi "membela atau mengakui" doktrin itu. Galileo setuju untuk diam. Pada tahun 1623, teman lama Galileo diangkat menjadi Paus. Segera Galileo berusaha agar dekrit tahun 1616 dicabut. Ia gagal, namun berhasil mendapatkan izin menulis sebuah buku yang membahsa teori Aristoteles dan Copernicus, dengan dua syarat: tidak condong kepada pihak tertentu dan kesimpulannya haruslah bahwa bagaimanapun juga manusia tidak dapat menetapkan jalannya dunia karena Tuhan dapat menghasilkan efek-efek yang sama dengan cara-cara yang tidak terbayangkan oleh manusia, karena manusia tidak dapat membatasi kemahakuasaan Tuhan.
    Buku itu, Dialog Mengenai Dua Sistem Utama Dunia, selesai dan diterbitkan pada tahun 1632, dengan dukungan penuh para penyensor -- segera buku itu dielu-elukan di seluruh Eropa sebagai karya utama sastra dan filsafat. Segera Paus menyesal telah mengizinkan penerbitan buku itu, setelah menyadari bahwa orang menganggap buku itu sebagai argumen yang meyakinkan untuk mendukung teori Copernicus. Paus berkilah bahwa meskipun buku itu secara resmi direstui oleh penyensor, Galileo tetap saja melanggar dekrit tahun 1616. Galileo diadili di depan inkuisisi, yang menghukumnya dengan tahanan rumah seumur hidup dan memerintahkannya agar secara terbuka menyangkal teori Copernicus. Untuk kedua kalinya Galileo tunduk. Galileo tetap seorang Katolik yang setia, namun keyakinannya akan kemerdekaan sains tidak dapat dihancurkan. Empat tahun sebelum kematiannya pada tahun 1642, sementara ia masih di dalam tahanan rumah, naskah buku utamanya yang kedua diselundupkan kepada suatu penerbit Belanda. Justru karya inilah, yang berjudul Dua Sains Baru, bukan sekedar dukungannya terhadap teori Copernicus, tetapi malah dianggap sebagai genesis Fisika Modern. (Stephen Hawking, A Brief History of Time, 191-192)

 
Picture
    Kepribadian Isaac Newton bukanlah kepribadian yang menyenangkan. Pergaulannya dengan rekan-rekan akademisnya buruk. Sebagian besar masa menjelang akhir hayatnya diisi dengan perdebatan yang seru. Menyusul terbitnya Principia Mathematica, Newton menanjak sebagai tokoh terkemuka. Buku itu pasti buku paling berpengaruh di bidang Fisika. Ia diangkat menjadi ketua Royal Society dan merupakan ilmuwan pertama yang diningratkan.
    Segera Newton bersengketa dengan astronom kerajaan, John Flamsteed, yang sebelumnya memberinya data yang sangat diperlukan untuk buku Principia. Sejak itu Flamsteed menahan informasi yang diinginkan Newton. Newton tidak mau mundur. Ia berusaha agar dirinya diangkat dalam dewan pimpinan Observatorium Kerajaan dan kemudian mencoba memaksa agar data itu segera diterbitkan. Akhir-akhirnya ia mengatur agar karya Flamsteed dapat disita dan disiapkan utnuk diterbitkan oleh musuh bebuyutan Flamsteed, Edmond Halley. Tetapi Flamsteed mengadu ke pengadilan, dan nyaris gagal memenangkan perintah pengadilan untuk melarang penyebaran karya curian itu. Newton naik pitam dan membalas dengan menghapus secara sistematis nama Flamsteed dari dalam edisi baru buku Principia.
    Sengketa yang lebih serius timbul dengan filsuf Jerman, Gottfied Leibniz. Baik Leibniz maupun Newton secara terpisah mengembangkan cabang matematika yang disebut Kalkulus. Cabang ini mendasari kebanyakan Fisika Modern. Mesikupun sekarang kita tahu bahwa Newton menemukan Kalkulus bertahun-tahun sebelum Leibniz, ia menerbitkannya jauh kemudian. Terjadilah debat besar antara dua kubu, mengenai siapa yang lebih dahulu menemukan Kalkulus. Kedua kelompok pendukung membela jagonya dengan berapi-api. Namun mencolok bahwa kebanyakan karangan yang membela Newton, naskah aslinya ditulis oleh tangan Newton sendiri - dan hanya diterbitkan atas nama teman-temannya! Setelah perdebatan mencapai pada puncaknya, Leibniz membuat langkah keliru dengan meminta Royal Society memecahkan sengketa itu. Sebagai ketua, Newton mengangkat panitia yang 'tidak memihak' untuk menyelidiki. Kebetulan seluruh panitianya adalah teman-teman Newton! Tetapi itu belum semua: kemudian Newton menulis sendiri laporan panitia itu dan menyuruh Royal Society menerbitkan laporan, yang secara resmi menuduh Leibniz menyontek. Masih belum puas, ia kemudian menulis sendiri tinjauan ulang secara anonim mengenai laporan itu dalam majalah Royal Society. Setelah Leibniz meninggal, konon Newton menyatakan bahwa ia puas sekali telah 'mematahkan hati Leibniz'.
    Selama periode kedua sengeketa itu, Newton telah meninggalkan Cambridge dan dunia akademis. Ia aktif dalam politik anti-Katolik di Cambridge dan kemudian dalam parlemen. Akhirnya ia memperoleh satu kedudukan basah sebagai Pengawas Pabrik Uang Kerajaan. Di sini ia memanfaatkan bakat serta sarkasmenya dalam cara yang lebih dapat diterima dalam pergaulan. Misalnya ia berhasil dalam berkampanye melawan pemalsuan uang, dan bahkan berhasil mengusahakan beberapa orang dihukum gantung. (Stephen Hawking: Riwayat Sang Kala, 193-194)